Jumat, 05 Januari 2018

Al-Qur'an

BAB I
WAHYU DAN AL-QUR’AN


A.      Pengertian Wahyu
Wahyu menurut bahasa adalah isyarat yang cepat yang tersembunyi dari pengetahuan orang lain. Oleh karena itu kata wahyu dalam Al-Qur’an memiliki beberapa pengertian yaitu Naluri, Insting, Bisikan Syaitan, Isyarat dan Perintah Allah kepada Malaikat. Sedangkan menurut Istilah dalam arti masdar ialah perasaan yang didapat seseorang dalam jiwanya serta yakin bahwa itu datang dari Allah SWT. baik melalui perantara maupun langsung. Dalam arti isim maf’ul ialah:
كلام الله المنزل عل نبيه من أنبيانه
“Kalam Allah yang diturunkan kepada seorang Nabi dari Nabi-nabiNya”
B.       Cara Wahyu Turun Kepada Para Rasul
1.    Secara Langsung melalui mimpi, dan melalui Kalam ilahi di balik tirai secara langsung seperti yang diterima oleh Nabi Musa as.
2.    Secara Tidak Langsung yaitu wahyu turun kepada Rasulullah SAW. beliau menerima wahyu dari Allah SWT. melalui Malaikat Jibril dengan dua cara.
C.       Pengertian Al-Qur’an
Menurut bahasa masdar dari kata qara artinya membaca. Sedangkan menurut istilah Al-Qur’an adalah kalam Allah, sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., tertulis dalam mushaf, diriwayatkan dengan mutawatir, dan membacanya adalah ibadah.[1] Nama-nama Kalam Allah SWT. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. adalah Al-Qur’an, Al-Kitab dan Al-Furqan.
D.      Surat
Surat ialah kumpulan ayat-ayat yang mempunyai permulaan dan penghabisan yang merupakan dari Al-Qur’an. Jumlah surat dalam Al-Qur’an berjumlah 114 atau 113 surat.
E.       Ayat
Ayat yaitu kumpulan kata yang mempunyai permulaan dan penghabisan yang merupakan bagian dari surat. Jumlah ayat yang disepakati para ulama sebanyak 6200 ayat, selebihnya menjadi ikhtilaf.
BAB II
NUZULUL QUR’AN
A.      Pengertian
Nuzulul Qur’an adalah penerimaan Al-Qur’an oleh Nabi Muhammad SAW. dari Allah SWT. karena Al-Qur’an tidak diturunkan dalam bentuk materi sebagaimana bentuk mushaf yang ada sekarang ini melainkan dalam bentuk wahyu.
B.       Al-Qur’an Turun Sekaligus
Al-Qur’an pertama kali diturunkan Allah SWT. sekaligus sebanyak tiga puluh juz dari Lauhil Mahfuzh ke Baitul Izzah di langit dunia. Sebagaimana dalam Al-Qur’an Surat AL-Baqarah ayat 185.
C.       Al-Qur’an Turun Secara Berangsur-angsur
Yang ke dua Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, yaitu dalam rentang waktu dua puluh tiga tahun; tiga belas tahun selama beliau tinggal di Makkah (sebelum hijrah) dan sepuluh tahun ketika tinggal di Madinah (setelah hijrah).[2] Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 106.
D.      Masa turunnya Al-Qur’an
Masa turunnya Al-Qur’an dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1.    Ayat-ayat yang diturunkan di Mekah atau sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah yang dinamakan ayat-ayat Makiyyah
2.    Ayat-ayat yang diturunkan di Madinah atau sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah dinamakan ayat-ayat Madaniyyah.[3]
E.       Hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur
1.      Untuk menguatkan dan mengokohkan hati Nabi SAW.
2.    Memudahkan bagi kaum muslimin mempelajari dan menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an
3.    Untuk menyesuaikan dengan kepentingan Rasulullah SAW. dan kaum muslimin dalam mengembangkan dan menjalankan dakwahnya
4.    Sesuai dengan sunatullah yang berlaku di alam ini, bahwa segala sesuatu harus terjadi secara bertahap
5.    Sebagai bukti bahwa Al-Qur’an turun dari Allah Jalla Jalaluhu
BAB III
JAM’UL QUR’AN
A.      Pengertian
Jam’ul Qur’an ada dua arti penghafalan dan penulisan. Arti yang pertama inilah yang dimaksud Firman Allah SWT. dalam surat Al-Qiyamah ayat 16-19
B.       Jam’ul Qur’an Pada Masa Rasulullah SAW.
1.    Jam’ul Qur’an dalam bentuk penghafalan Al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW. Beliau menghafalnya dan memahaminya sebagai bukti janji Allah SWT. Beliau adalah sebagai orang pertama penghafal Al-Qur’an yang dijadikan contoh teladan bagi para sahabatnya yang cinta terhadap dasar akidah dan sumber risalah.
2.    Jam’ul Qur’an dalam bentuk penulisan Al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW. Beliau mengangkat para juru tulis wahyu dari kalangan tokoh-tokoh sahabat seperti ‘Ali, Mu’awiyah, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit dll.
C.       Jam’ul Qur’an Pada Masa Abu Bakar ra.
1.    Faktornya karena ada sebuah pertempuran yang dikenal dalam sejarah Islam dengan perang Yamamah pada tahun 12 H. Hawatir akan meluas ke wilayah lain yang mengakibatkan hilangnya Al-Qur’an dan dilupakan mengingat perang semakin memanas, maka Umar Bin Khattab mengusulkan kepada khalifah Abu Bakar agar dilakukan pengumpulan dan penulisan Al-Qur’an.
2.    Sumber pengumpulan berpedoman pada dua hal yakni hafalan dari para sahabat dan tulisan para juru tulis wahyu yang diangkat oleh Rasulullah SAW.
D.      Jam’ul Qur’an Pada Masa Utsman bin Affan
Berita terjadinya perselisihan di dalam pasukan muslim yang disebabkan karena perbedaan bacaan sampai kepada telinga khalifah. Maka, khalifah mengambil langkah-langkah strategis agar jangan sampa terjadi perpecahan di dalam, dengan menyalin mushaf untuk jadi pedoman bacaan sehingga tidak ada yang mengklaim bacaannya yang paling benar, karena ternyata semua bacaan itu benar. Maka khalifah mengambil mushaf dari siti hafsah yang disimpannya sepeninggal khalifah Umar ra. dahulu untuk disalin sebanyak lima buah.


BAB IV
ULUMUL QUR’AN
A.      Pengertian
Ulumul Qur’an ialah suatu ilmu yang membahas tentang Al-Qur’an dari aspek turunnya, urutan-urutannya, pengumpulannya, penulisannya, penafsirannya, kemukjizatannya, nasikh dan mansukhnya, penolakan hal-hal yang menimbulkan keraguan terhadapnya dan sebagainya.
Dapat dikatakan pula bahwa Ulumul Qur’an adalah suatu ilmu yang lengkap dan mencakup semua ilmu yang ada hubungannya dengan Al-Qur’an baik berupa ilmu-ilmu agama seperti ilmu tafsir maupun berupa ilmu-ilmu bahasa seperti Ilmu I’rabil Qur’an

B.       Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Qur’an
Disamping ilmu-ilmu yang tersebut dalam definisi di atas seperti ilmu sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur’an, urutan-urutannya, pengumpulannya dll juga masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup di dalamnya, seperti ilmu garibil, ilmu adab tilawah Al-Qur’an, ilmu tanasubul ayat Al-Qur’an dan sebagainya. Bahkan sebagian ilmu ini masih dapat dipecah kepada beberapa cabang dan macam ilmu yang masing-masing mempunyai objek kajian tersendiri. Setiap objek dari ilmu-ilmu ini menjadi ruang lingkup pembahasan Ulumul Qur’an.

C.       Hubungan dan Urgensinya dengan Tafsir Al-Qur’an
Menerangkan kandungan isi ayat-ayat Al-Qur’an akan terkait dengan aspek-aspek lainnya yang berkenaan dengan Al-Qur’an seperti menerangkan aspek qira’atnya, asbab nuzulnya, muhkam dan mutasyabihnya, mutlaq dan muqayyadnya, nasikh dan mansuknya dll sedangkan ilmu yang mempelajari aspek-aspek tersebut adalah Ulumul Qur’an, maka jelaslah bahwa keterkaitan Ulumul Qur’an dengan tafsir sangat erat dan urgen sekali karena tidak mungkin seorang mufassir dapat menerangkan ayat dari aspek-aspek tersebut tanpa mempelajari dan mengetahui Ulumul Qur’an.


BAB V
ILMU ASBAB NUZUL
A.      Pengertian
Menurut bahasa artinya sebab-sebab turunnya Al-Qur’an, sedangkan menurut istilah ialah sesuatu yang karenanya Al-Qur’an turun waktu terjadinya seperti suatu peristiwa atau pertanyaan.
B.       Cara untuk Mengetahui Sabab Nuzul
Tidak ada cara lain untuk mengetahui Sebab Nuzul selain berdasarkan riwayat yang shahih dari Nabi SAW. atau berdasarkan riwayat dari Sahabat, karena para sahabat tidak mungkin mengarang cerita sendiri tanpa berdasarkan apa yang mereka terima dan dengar dari Nabi atau Berdasarkan apa yang mereka lihat dan mereka saksikan, oleh karena itu hukumnya hukum marfu’.
C.       Macam-macam Riwayat Sabab Nuzul
1.    Apabila ada dua riwayat berbeda sedangkan ayatnya sama, maka hendaklah dilihat ungkapan redaksinya mana yang jelas ungkapannya menggunakan kata sebab atau memasukan huruf ta’qibiyah.
2.    Apabila kedua riwayat dalam ungkapan redaksinya sama jelasnya, maka harus dilihat sanadnya mana yang shahih mana yang tidak shahih, maka riwayat yang shahih sanadnya itulah yang dinyatakan sebagai riwayat riwayat sabab nuzul.
3.    Apabila kedua-duanya shahih maka harus dilihat mana riwayat yang memiliki penguat mana yang tidak, maka riwayat yang memiliki penguatlah yang menunjukan riwayat sabab nuzul.
4.    Apabila jarak waktunya berjauhan berarti ayat itu turun dua kali, dan itu tidak masalah. Oleh karena itu surat Al-fatihah ada yang mengatakan makiyah yang berarti turun sebelum hijrah, ada yang mengatakan madaniyah yang berarti turun sesudah hijrah.
D.      Hikmah Mengetahui Sabab Nuzul
1.      Membantu dalam memahami ayat yang musykil
2.      Dapat menolak dugaan adanya hashr (pembatasan)
3.      Dapat mengkhusukan hukum



[1] Dewi Astuti, Qur’an Hadits, Jakarta: Imperial Bhakti Utama, 2009, h. 2
[2] Muhammad Arifin, Klasifikasi Ayat Al-Qur’an, Surabaya: FIAD UM, 2004, h. 8
[3] Dewi Astuti, Qur’an Hadits, Jakarta: Imperial Bhakti Utama, 2009, h. 4-5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keimanan

                                                                  Pengertian Iman Kata Iman berasal dari  bahasa Arab  yang artinya...